Ularpelangi adalah sejenis ular yang termasuk anggota suku Xenopeltidae. Ular ini diberi nama demikian karena lapisan transparan pada sisiknya membiaskan warna-warni pelangi dari cahaya matahari. Ular muda dengan kepala dan leher yang berwarna putih, kecuali moncongnya yang kecoklatan. Warna putih ini berangsur-angsur menghilang bersama Ularhidung babi jika menghadapi bahaya akan berpura-pura mati, soa payung mengancam lawannya dengan mengembangkan kerut lehernya, kodok pohon berkantung Boa pelangi ยท 9 16 Agu 2019 โ€” Adalah ular hognose alias ular hidung babi yang punya kebiasaan itu Atau coba cari Amphicoelias Anakonda Anakonda hijau Ular anang Archelon, Amphicoelias Ularini adalah salah satu ular paling kalem yang pernah saya pegang. Tubuhnya pipih, pendek, perutnya berwarna putih dan punggungnya berwarna kehitaman. Dia disebut ular pelangi karena kalau terkena cahaya, sisiknya membias menjadi berwarna pelangi. Belum pernah saya dengar ada orang digigit ular ini. kaloumur sudah tua mungkin ngga masalah. tapi masih muda beruban. beda urusannya. banyak resep ataupun obat obat instant yang dijual bebas untuk mengurangi uban ataupun mencegah rambut beruban. tapi umumnya obat obat tersebut dari zat kimia yang pastinya punya efek samping. selain pemborosan terlalu sering minum atau memakai obat anti . Apakah Anda mencari gambar tentang Ular Pelangi Kepala Putih? Terdapat 43 Koleksi Gambar berkaitan dengan Ular Pelangi Kepala Putih, File yang di unggah terdiri dari berbagai macam ukuran dan cocok digunakan untuk Desktop PC, Tablet, Ipad, Iphone, Android dan Lainnya. Silahkan lihat koleksi gambar lainnya dibawah ini untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kebutuhan anda. Lisensi GambarGambar bebas untuk digunakan digunakan secara komersil dan diperlukan atribusi dan retribusi. Sekarang ini, permintaan hewan liar untuk hewan peliharaan, aksesori, hingga produk konsumsi semakin lama menjadi meningkat. Contohnya seperti reptil ular. Ada berbagai macam jenis reptil ular, salah satunya adalah ular pelangi atau Xenopeltis Unicolor. Bukan hanya digunakan sebagai hewan peraga kebun binatang. Ular juga digunakan untuk kebutuhan penelitian. Nama ini diberikan karena ular tersebut mempunyai warna tubuh cokelat atau abu-abu dan dihiasi dengan sisik licin serta berkilau. Sekilas Mengenal Ular Pelangi Source Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ular ini mempunyai warna tubuh cokelat dengan campuran abu-abu. Di Jawa Tengah, ular jenis ini lebih sering disebut dengan ular bawang. Hal tersebut disebabkan karena ular ini mengeluarkan aroma bawang saat dipegang. Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, ular yang memiliki julukan belut moccasin ini berada di dalam suku Xenopeltidae dan hanya beranggotakan satu marga, yakni Xenopeltis. Ular ini terdiri atas 2 jenis yaitu X. hainanensis yang tersebar di Vietnam dan China. Jenis lainnya adalah X. unicolor yang tersebar di Cina, India, Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, Singapura, dan Filipina. Di Indonesia sendiri, ular-ular tersebut tersebar di pulau sekitar Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Secara morfologi, panjang tubuh ular ini lebih dari satu meter serta berbeda dengan jenis yang lain. Bila dilihat secara morfologi, ular ini memiliki panjang tubuh lebih dari 1 meter serta berbeda dengan jenis yang lain. Ular ini juga mempunyai bentuk serta susunan sisik yang khas di bagian kepala. Hal tersebut disebabkan karena sisik parentalnya dipisahkan oleh sisik interparietal yang besar. Di alam, umumnya ular pelangi hidup di dalam lubang-lubang tanah. Biasanya, mereka juga bertahan di dataran rendah, hingga di pegunungan. Ular ini tidak berbahaya dan tidak berbisa, tetapi ketika dipegang, dapat menggetarkan ekor dengan dari ular ini terdiri dari berbagai jenis vertebrata mulai dari kadal, katak, burung, mamalia kecil serta ular jenis lain. Di daerah Jawa Tengah, umumnya ular ini ditangkap oleh petani serta dijual pada pengumpul ular. Biasanya, pengumpul ular akan menggunakan hewan ini untuk dimanfaatkan empedu, daging dan kulitnya. Efek Gigitan Ular Pelangi Source Meskipun ular jenis ini tidak berbahaya, tetapi efek yang ditimbulkan tidak boleh disepelekan begitu saja. secara garis besar. Berikut beberapa efek yang bisa terlihat pada manusia yang pernah digigit ular, antara lain 1. Keracunan Lokal Umumnya, kondisi ini menunjukkan efek gigitan ular secara langsung pada tubuh yang terdampak. Biasanya keracunan lokal ini tidak jauh-jauh dari melepuh dan bengkak. 2. Gangguan Pembekuan Darah Venom ular yang memiliki kandungan enzim prokoagulan bisa mengganggu proses pembekuan darah. Bila kondisi ini tidak sesegera mungkin ditangani, dapat terjadi masalah pendarahan sistemik bukan hanya spontan, tetapi juga dapat mematikan. 3. Hipotensi Sesudah gigitan ular terjadi, plasma yang berada di pembuluh darah tubuh akan mengakibatkan pendarahan internal serta massif. Pada beberapa kasus, dapat terjadi tekanan darah yang mengalami penurunan secara drastis. 4. Kelumpuhan Terdapat sejumlah protein di dalam ular yang memiliki sifat neurotoksik atau dapat menyebabkan kelumpuhan saraf. Biasanya terjadi di bagian tubuh atas. Biasanya, pasien yang mempunyai kelumpuhan ini akan meninggal karena kelumpuhan sistem pernapasan. Namun, untuk kondisi yang tidak parah, biasanya hanya akan merasa mengantuk. Hal ini disebabkan karena sirkulasi udara dan sirkulasi darah yang disebabkan karena kelumpuhan tadi. Harga Ular Pelangi Setelah mengenal seperti apa jenis ular ini. Bahkan hingga efek gigitan yang dimilikinya, kurang lengkap rasanya jika tidak membahas harga. Harga dari jenis ular ini sebenarnya cukup beragam. Untuk baby pelangi dibanderol dengan harga Rp25 ribuan. Namun, ada pula penjual yang menawarkan ular ini dengan harga Rp50 ribuan untuk ukuran baby yang sudah berumur beberapa bulan. Sedangkan untuk ular yang sudah dewasa, harganya tergantung dari besarnya. Untuk ukuran medium, dibanderol dengan harga Rp150 ribuan. Sedangkan untuk ukuran jumbo, dibanderol dengan harga mulai dari Rp250 ribuan hingga Rp300 ribuan. Cara Merawat Ular Pelangi Bila ingin memelihara dan merawat jenis ular ini, berikut langkah yang dapat dilakukan, antara lain 1. Memastikan Kelembaban Tanah Source Ketika ingin memelihara ular ini, hal pertama yang harus diperhatikan adalah memastikan kelembaban tanah yang dijadikan sebagai tempat tinggal. Ular ini biasanya menghuni di area persawahan atau di alam liar. Jadi kelembaban tanahnya cukup tinggi. Oleh sebab itu, ular ini menghabiskan banyak waktu di dalam tanah. Selain itu, pastikan kelembaban tanahnya dengan menggunakan lumut, atau yang lainnya. Media untuk memelihara ular ini tidak boleh terlalu lembab, tetapi juga tidak boleh terlalu basah kuyup. 2. Perhatikan Sisi Panas Kandang Ular Source Selain tingkat kelembaban panas, hal lain yang harus diperhatikan adalah sisi panas kandang ular. Sisi panas kandang ular harus ada di suhu 29 hingga 31 derajat celcius. Bila ingin memelihara, pemasangan bantalan panas bisa dilakukan agar dapat mengatur suhu dengan baik. Cara lain yang bisa dilakukan adalah penggunaan lampu yang tidak memancarkan cahaya. Hal ini disebabkan karena ular adalah hewan yang tidak membutuhkan cahaya atau pencahayaan UV terlalu banyak. 3. Makanan Ular Pelangi Source Biasanya, ular ini akan menyerang mangsanya dengan cepat. Makanan ular yang harus disediakan bisa seperti tikus, kadal, katak, tikus tanah dan berbagai hewan lainnya. Memelihara ular pelangi memang bukan menjadi hal mudah. Dengan mengikuti berbagai tips di atas, memelihara ular jenis ini bukan menjadi perkara yang sulit lagi. Outbond link pencahayaan uv โ€“ venom ular โ€“ Ular adalah hewan reptil yang tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang. Tubuhnya memiliki sisik seperti kadal dan keduanya sama digolongkan ke dalam reptil bersisik Squamata. Perbedaannya, jika kadal memiliki kaki, lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Tidak semuanya ular berbisa, terdapat aneka ragam jenis ular di Indonesia yang tidak berbahaya. Namun, sebagian spesies kadal ada yang tidak memiliki kaki, seperti Ophisaurus. Hal ini yang menyebabkan sulit dalam membedakan. Untuk cara mudahnya, bisa dengan melihat bentuk ular pada hakikatnya, yaitu ular tidak memiliki telinga dan kelopak mata. Daftar Isi 1. Jenis Ular Sanca Kembang2. Jenis Ular Kepala Dua3. Jenis Ular Cecak4. Jenis Ular Kawat5. Jenis Ular Siput6. Jenis Ular Pelangi7. Jenis Ular Tambang8. Jenis Ular Gadung 1. Jenis Ular Sanca Kembang Sanca kembang, ular yang memiliki nama ilmiah Phyton Reticulatus adalah spesies reptil tanpa kaki dari suku Phytonidae yang memiliki perawakan besar dan terpanjang di antara ular lain. Ukuran terbesar dapat mencapai hingga 10 meter dan merupakan ular terpanjang di dunia. Sanca kembang menyebar di hutan-hutan Asia Tenggara, di Indonesia dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi. Spesies ini hidup di hutan tropis yang lembap dan bergantung pada ketersediaan air, sehingga mudah ditemukan di pinggiran sungai, kolam, dan rawa. Mangsa utama dari sanca kembang ini adalah burung, mamalia kecil, dan reptil lain seperti biawak. Ular yang berukuran kecil akan memangsa ikan, kodok, dan kadal. Sedangkan ular yang berukuran besar akan memangsa monyet, anjing, rusa, babi hutan, bahkan manusia yang tak sengaja menghampiri tempatnya menunggu mangsa. Ular sanca kembang lebih senang menunggu daripada aktif berburu. Spesies ini memang tidak berbisa, namun untuk melumpuhkan mangsanya, sanca kembang akan melilitnya dengan kuat hingga mati kehabisan napas. Setelah mati, mangsa akan ditelan secara utuh mulai dari kepalanya. 2. Jenis Ular Kepala Dua Ular kepala dua, dengan nama ilmiah Cylindrophis Ruffus adalah spesies ular primitif yang tidak berbisa. Sebenarnya spesies ini hanya memiliki satu kepala, namun saja terkadang ular ini menegakkan ekornya seolah-olah itulah kepalanya. Kepala yang sebenarnya berada disembunyikan di bawah gulungan badannya. Dinamakan kepala dua karena ular ini memiliki ekor yang sangat pendek dan bentuk ekor dan kepala sama-sama tumpul. Memiliki tubuh yang panjang dan ramping serta sisik halus yang menutupi punggungnya. Tubuh bagian atas berwarna hitam serta belang-belang merah jingga di bagian kanan dan kirinya. Ular kepala dua umumnya ditemukan di dataran rendah wilayah Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Bacan di Maluku. Ular ini biasanya menghuni hutan-hutan dataran rendah yang lembap, kebun dan lahan-lahan pertanian. Bersifat nokturnal, yaitu aktif di malam hari. Ular kepala dua akan memangsa ular-ular lain yang lebih kecil, bayi mamalia, kadal, dan cacing tanah. Ular ini tidak berbahaya, bila merasa terganggu biasanya akan segera menggulung tubuhnya dan menyembunyikan kepala serta menegakkan ekornya tinggi-tinggi. Ular kepala dua termasuk ovovivipar, spesies ini menetaskan telur di dalam kandungan dan dapat melahirkan sekaligus 13 ekor anak. 3. Jenis Ular Cecak Ular cecak, spesies yang mempunyai nama ilmiah Lycodon Capucinus dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Common Wolf Snake. Ular kecil yang termasuk bagian dari suku Colubridae sering disebut sebagai ular rumah, karena kerap reptil kecil ini dijumpai di dalam rumah. Ular ini mempunyai gigi memanjang seperti taring serigala yang berada di bagian muka rahangnya. Memiliki tubuh yang ramping dan bergerak dengan gesit. Panjang maksimalnya mencapai 60 sentimeter, umumnya panjang ular dewasa diperkirakan 450-500 milimeter. Bagian punggung ular ini berwarna coklat agak keunguan, dengan pola belang sisik yang berwarna putih. Kepala berwarna coklat tua dan bagian bibir atas berwarna putih. Bagian perut berwarna putih kekuningan. Ular ini memang tidak berbisa, namun saat agresif ular ini akan menggigit. Gigitan ular cecak ini lumayan menyakitkan, karena adanya taring di rahang atas dan bawah dan hanya mengakibatkan pedih dan sedikit berdarah jika digigit. Di Indonesia tercatat ular cecak ini dapat dijumpai di Kalimantan, Jawa, Bali, Sumatra, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor, dan Sulawesi. Mangsa dari spesies ini sesuai dengan namanya, yaitu berbagai jenis cecak. Ular cecak juga termasuk spesies bersifat nokturnal, aktif di malam hari dan sering kali menjalar di atas tanah, meski ular ini pandai memanjat pohon, tebing, dan dinding siang hari ular ini lebih memilih tidur dan bersembunyi di bawah tumpukan kayu, batu atau sudut-sudut rumah. 4. Jenis Ular Kawat Ular kawat atau ular cacing, dengan nama ilmiah Indotyphlops Braminus adalah salah satu spesies reptil tak berkaki yang terkecil di dunia. Ular kawat bertubuh sangat kecil, nampak hitam berkilau seperti kawat kecil berwarna hitam. Panjang maksimal tubuhnya hanya mencapai hingga 20 sentimeter, namun jarang ditemukan yang berukuran lebih dari 15 sentimeter, umumnya hanya berukuran 10 sentimeter. Tubuhnya berwarna hitam, coklat atau abu-abu kebiruan. Mempunyai ekor yang amat pendek dan di ujungnya meruncing nampak seperti duri. Terkadang kepala dan ekornya berwarna lebih muda. Dalam bahasa Inggris ular ini dikenal sebagai blind snake ular buta, karena letak matanya yang tersembunyi dan hanya nampak sebagai bintik gelap samar di balik sisik kepalanya. Ular kawat ini mirip menyerupai cacing, dilihat dari ukuran tubuh serta perilakunya. Sering ditemukan di balik pot-pot tanaman, di bawah perabotan rumah, di bawah batu dan kayu yang rapuh. Di tempat-tempat itulah ular kawat akan mencari mangsanya, yaitu berupa telur-telur semut, rayap, ulat, serangga kecil, dan cacing tanah. Ular kawat termasuk ular yang tidak berbisa dan hanya bisa menelan mangsa yang juga berukuran kecil. Berkembang biak secara partenogenesis, yaitu telurnya berkembang menjadi individu ular tanpa dibuahi oleh sang jantan. Di Indonesia spesies ular kawat ini dapat ditemukan di seluruh pulau. 5. Jenis Ular Siput Ular siput adalah sejenis ular kecil bagian dari suku Colubridae yang memiliki nama ilmiah Pareas Carinatus. Sesuai dengan namanya, spesies ini menjadikan berbagai jenis anak siput sebagai mangsa utamanya. Ular ini memiliki tubuh yang ramping dan cenderung kurus. Panjang maksimal dapat mencapai 60 sentimeter. Tubuhnya berwarna coklat kusam, coklat muda atau coklat kekuningan di bagian atas, dengan belang-belang samar di sekujur spesies yang bersifat nokturnal, ular ini dapat ditemui di hutan pegunungan yang lembap dan hutan-hutan dataran rendah dan lingkungan perkebunan hingga ke pemukiman. Ular siput dapat bertelur hingga 8 butir. Termasuk ular yang tidak berbisa. Namun saat terganggu, perilakunya akan seperti ular berbisa, leher dan tubuh bagian depan akan ditarik melengkung seperti huruf S, kemudian dengan cepat ular ini akan mematuk ke depan. Gerakan itu hanya untuk menakut-menakuti ini dapat ditemui di beberapa wilayah Indonesia, yaitu Jawa, Sumatra, Bali, Lombok, dan Borneo 6. Jenis Ular Pelangi Ular pelangi, merupakan ular yang termasuk bagian dari suku Xenopeltidae, dengan memiliki nama ilmiah Xenopeltis Unicolor. Bagian tubuhnya berwarna cokelat atau abu-abu kehitaman dan berkilau seperti warna pelangi jika terkena cahaya. Panjang tubuh maksimal dapat mencapai tak lebih dari 1 meter, umumnya hanya mencapai 80 sentimeter dan memiliki ekor yang pendek. Ular pelangi menghuni daerah yang lembap dan berawa, seperti sekitar pantai, sungai, persawahan, sungai, serta daerah hutan. Mangsa utamanya adalah kodok, kadal, dan jenis-jenis ular yang lain. Ular ini aktif di siang dan malam hari. Berkembang biak secara ovipar, dapat mengeluarkan telur sekaligus hingga 17 butir. Di Indonesia, ular pelangi dapat ditemukan di Sumatra, Riau, Jawa, Kalimantan, Nias dan Sulawesi. Ular ini termasuk jenis ular yang tidak berbisa dan tidak berbahaya. Ular tidak akan menggigit saat ditangkap. Namun, seringkali saat dipegang ular ini akan menggetarkan ekornya dengan kuat dan mengeluarkan cairan berbau yang membuat mual. Ular ini mudah jinak dan relatif mudah untuk dipelihara. 7. Jenis Ular Tambang Ular tambang adalah salah satu ular kecil yang termasuk bagian dari suku Colubidrae,ร‚ ular ini memiliki nama ilmiah Dendrelaphis Pictus. Secara umum, ular ini juga dikenal dengan nama ular tali. Di wilayah Toraja, ular ini dinamai Duwata atau Ule Lewora. Ular ini memiliki tubuh yang kurus dan ramping, panjangnya dapat mencapai hingga 1,5 meter. Ekornya panjang hingga mencapai sepertiga dari panjang tubuhnya. Ular tambang biasa hidup di pohon, namun seringkali turun ke tanah untuk memangsa katak atau kadal. Ular tambang menghuni di hutan-hutan dataran rendah dan pegunungan. Ular ini lebih menyukai daerah-daerah terbuka, seperti kebun, tepi hutan, belukar, dan tepi sawah. 8. Jenis Ular Gadung Ular gadung adalah ular yang berbisa lemah dan tidak berbahaya, spesies ini juga berasal dari suku Colubidrae. Di wilayah barat Indonesia, ular gadung ini di kenal dengan nama ular pucuk. Dilihat sekilas ular gadung ini menyerupai pucuk tanaman gadung. Ular ini memiliki rupa berwarna hijau, bertubuh panjang dan ramping. Ada juga yang berwarna coklat kekuningan dan krem. Panjang tubuhnya dapat mencapai hingga 2 meter, meski pada umumnya hanya sekitar 1,5 meter atau lebih. Ekornya panjang dan kurus seperti cambuk. Jika merasa terganggu keberadaannya, ular gadung ini akan melebarkan, memipihkan, dan melipat lehernya menyerupai huruf S. Ular ini sering ditemui di kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan. Ular ini jarang terlihat di tanah, rumput atau menyeberangi jalan. Ular gadung aktif pada siang hari, ular ini akan memburu mangsanya, seperti kodok, cecak, bunglon, kadal, burung kecil, dan mamalia kecil. Reptil tanpa kaki ini bersifat ovovivipar, telurnya menetas di dalam rahim dan keluar sebagai anak dengan panjang sekitar 20 sentimeter. Ular gadung dapat ditemukan di Sumatra, Jawa, Madura, Lombok, Bali, Sumbawa, dan Ternate.

ular pelangi kepala putih